Rasa kesal adalah warna emosi yang sangat manusiawi. Semua pasti pernah mengalaminya. Terutama di saat sesuatu berjalan tidak sesuai harapan atau harus menerima realita yang tak sanggup dimiliki. Saat pasangan muda-mudi mahasiswa baru melintas di hadapan saya, misalnya, spontan saja otak yang kosong ini menyuruh bibir ini untuk melontarkan reaksinya.
"Anak baru pada pacaran, jalan gandengan tangan di kampus, mana manggil pake panggilan mesra. Gak malu sama almamater? Memalukan!" Padahal, apa urusan saya dengan pasangan itu?
Bisa jadi mereka adalah sahabat. Atau bisa saja mereka memang pasangan kekasih yang sudah lama tak bertemu dan sedang dibakar api cinta. Buat apa juga saya usil mengomentari keberadaan pasangan tersebut? Ya, tepatnya mungkin saya cemburu dan iri hati tidak bisa memiliki pacar dan kemudian dengan sinis mengomentari berbagai hal yang berkaitan dengan pasangan tersebut.
'Milanisti sejati' juga seharusnya tidak perlu ambil peduli dengan sesama Milanisti yang mengkritik kinerja Allegri. Toh, mereka pun nampak kesal saat rentetan hasil mengecewakan silih berganti menimpa kepala Milan untuk membuatnya semakin terjerembab di tengah klasemen.
Saat mencatat lima laga dengan hasil positif, mereka mulai bangga akan apa yang selama ini mereka bela: "Allegri haters mana suaranya????"
Tanpa memandang apa yang terjadi di lapangan lebih luas lagi, lalu mereka memvonis bahwa Allegri adalah seorang jenius yang punya sentuhan midas jika ia memang mau menyentuhnya.
Berbalik dari apa yang terjadi di atas, saat Milan kembali kalah, tak lupa siapa yang pertama kali harus mereka caci: "Allegri haters langsung berkoar! Seneng nih yee Milan-nya kalah??"
Fans sepakbola memang dikenal akan perilaku mereka yang selalu mendukung apapun yang terjadi pada sebuah klub, apapun yang terjadi. Namun, apakah mereka tidak boleh menyampaikan kritik yang membangun demi perkembangan klub tersebut? Dan mengapa pula mereka begitu membenci saudara mereka sendiri hanya karena perbedaan pendapat? Padahal, mereka berhak atas itu.
Alih-alih mengakui bahwa timnya sedang terpuruk, mereka lebih suka bersikap sinis pada mereka yang mengkritik dengan cerdas yang dialamatkan kepada klub/pelatih. Sesungguhnya itu hanya ekspresi kekesalan dan kekecewaan terhadap buruknya performa tim kesayangan mereka serta kecemburuan dan iri hati atas kebenaran yang dilontarkan para "Milan Lovers". Sangat manusiawi memang. Tapi di sisi lain menunjukan sikap yang tidak berjiwa besar, nilai utama yang seharusnya mendarah-daging bagi suporter.
Mengumbar kekesalan memang dengan cepat akan membuat perasaan kita lebih nyaman, seakan-akan orang atau pihak lainlah yang salah. Jauh lebih cepat ketimbang mengelola rasa kesal itu sebagai bahan instrospeksi dan perenungan untuk kemudian mencari jalan yang lebih tepat untuk meraih pangkal sebab munculnya rasa kesal itu tadi.
Thanks.
Milan Lovers.
cafénoir
mereka yang menghirup kopi pahit, umumnya bernasib sepahit kopinya.
Minggu, 23 Desember 2012
Senin, 03 Desember 2012
Chauvinist, Media dan Politishit!
“..GARUDA DI DADAKU, GARUDA
KEBANGGAANKU, KU YAKIN HARI INI PASTI MENANG..” itulah hymne para
suporter yang sarat fanatisme dan chauvinist yang kerap melontarkan dua
hal yang bertolak belakang. Jika Indonesia menang mereka bersorak dan
membanggakannya. Namun jika Indonesia kalah, mereka mencari kambing
hitam seakan kesebelasan Indonesia itu tidak pernah gagal, salah, dan
gugur. Kegagalan, kesalahan, dan keguguran layaknya
kita syukuri, karena merekalah yang membuat kita lebih baik untuk
kedepannya. Jangan munafik lah, mental orang Indonesia itu memang jauh
di bawah standar karena kita (termasuk saya) selalu terbiasa
dengan hal-hal yang instant! Pemikiran pragmatis terlalu mendominasi
kita, bukan begitu? Akuilah, tidak usah bersembunyi dibalik rasa
goblok mu sendiri. Rasa nasionalisme berlebihan muncul dari semua
kalangan. Pagelaran sepak bola dalam
kancah internasional itu berlomba prestasi, bukan nasionalisme. Sejak
kapan nasionalisme diukur dengan seberapa banyak pemain yang
dinaturalisasi, gol yang mereka cetak, dan tropi yang kita raih? Stop
being chauvinist dude!
Oke, berhenti berbicara tentang suporter yang sarat akan fanatisme dan chauvinist. Sekarang kita tengok media, oh betapa gaharnya kalian rekan-rekan media. Baru menang melawan Singapura saja kalian sudah 'men-juara-kan' timnas Indonesia. Segalanya disorot, hampir saya melihat ada lebih dari 3 tajuk disetiap program berita yang menyiarkan tentang kemenangan timnas Indonesia. Jangan dulu membanggakan hal yang belum tercapai sampai final bung, mari kita duduk dan simak bersama saja. Cara kalian membanggakan timnas Indonesia, membuat para pemain dan mungkin sejajaran para pengurus errrr...........PSSI atau KPSI menjadi besar kepala, merasa bisa tetapi tidak bisa merasa. Dan hasil final? Sangat nihil dari hasil yang kita harapkan.
Dan ini adalah hal terakhir yang membuat saya muak dengan pergelaran AFF 2012 kemarin, politisi-politisi busuk di Indonesia merambah ke sepak bola! Bakrie, nama yang membuat isi perut ingin keluar inilah otak dari hancurnya sepakbola Indonesia. Ide Bakrie merebut hati rakyat sebagai pintu mendapatkan dukungan untuk pemilu 2014 lewat sepakbola itu awal-mulanya berkembang dengan kondusif. Namun di tengah perkembangan itu, La Nyalla Mattalitti dan KPSI menjadi kalap dan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan Djohar Arifin. Bahkan kalau perlu PSSI di-suspended oleh FIFA juga tak masalah bagi La Nyalla dan KPSI. Sejak awal KPSI mencari celah dan berupaya menghambat pekerjaan PSSI di bawah Djohar Arifin. Hasilnya relative hancur. Terbukti sekali bahwa Bakrie sangat oportunis demi pemilu 2014. (Haha, maaf, sebagian pecinta sepakbola tidak terpengaruh dengan hal itu pak!) Tapi hebat juga ya, para politisi busuk bisa tahu apa yang sedang digandrungi oleh masyarakat sekarang, ya contohnya sepak bola. Seperti kata pepatah “..ada gula ada semut..”. Sungguh menyayangkan sekali jika persepakbolaan Indonesia memang sudah didominasi oleh para politisi busuk.
Well, i always hope that thing will not happen at any cost!
Sudahlah, berhenti menjadi chauvinist, berhenti menjadi orang tolol, berhenti menjadi kambing dicocok hidung. Mari kita evaluasi bersama apa yang harus dibenahi, apa yang harus dibuang, apa yang harus diambil, dan apa yang harus dipertahankan. Mengapa saya menulis ini dan lalu saya berkata demikian, karena saya cinta negeri ini, Indonesia! Negeri ini sampai kapanpun akan saya cintai dengan jalan yang semestinya saya lakukan, bukan atas perintah dan dominasi orang lain atau mungkin “hal” lain.
KICKS POLITICIANS OUT OF INDONESIAN FOOTBALL!
Oke, berhenti berbicara tentang suporter yang sarat akan fanatisme dan chauvinist. Sekarang kita tengok media, oh betapa gaharnya kalian rekan-rekan media. Baru menang melawan Singapura saja kalian sudah 'men-juara-kan' timnas Indonesia. Segalanya disorot, hampir saya melihat ada lebih dari 3 tajuk disetiap program berita yang menyiarkan tentang kemenangan timnas Indonesia. Jangan dulu membanggakan hal yang belum tercapai sampai final bung, mari kita duduk dan simak bersama saja. Cara kalian membanggakan timnas Indonesia, membuat para pemain dan mungkin sejajaran para pengurus errrr...........PSSI atau KPSI menjadi besar kepala, merasa bisa tetapi tidak bisa merasa. Dan hasil final? Sangat nihil dari hasil yang kita harapkan.
Dan ini adalah hal terakhir yang membuat saya muak dengan pergelaran AFF 2012 kemarin, politisi-politisi busuk di Indonesia merambah ke sepak bola! Bakrie, nama yang membuat isi perut ingin keluar inilah otak dari hancurnya sepakbola Indonesia. Ide Bakrie merebut hati rakyat sebagai pintu mendapatkan dukungan untuk pemilu 2014 lewat sepakbola itu awal-mulanya berkembang dengan kondusif. Namun di tengah perkembangan itu, La Nyalla Mattalitti dan KPSI menjadi kalap dan menghalalkan segala cara untuk menghancurkan Djohar Arifin. Bahkan kalau perlu PSSI di-suspended oleh FIFA juga tak masalah bagi La Nyalla dan KPSI. Sejak awal KPSI mencari celah dan berupaya menghambat pekerjaan PSSI di bawah Djohar Arifin. Hasilnya relative hancur. Terbukti sekali bahwa Bakrie sangat oportunis demi pemilu 2014. (Haha, maaf, sebagian pecinta sepakbola tidak terpengaruh dengan hal itu pak!) Tapi hebat juga ya, para politisi busuk bisa tahu apa yang sedang digandrungi oleh masyarakat sekarang, ya contohnya sepak bola. Seperti kata pepatah “..ada gula ada semut..”. Sungguh menyayangkan sekali jika persepakbolaan Indonesia memang sudah didominasi oleh para politisi busuk.
Well, i always hope that thing will not happen at any cost!
Sudahlah, berhenti menjadi chauvinist, berhenti menjadi orang tolol, berhenti menjadi kambing dicocok hidung. Mari kita evaluasi bersama apa yang harus dibenahi, apa yang harus dibuang, apa yang harus diambil, dan apa yang harus dipertahankan. Mengapa saya menulis ini dan lalu saya berkata demikian, karena saya cinta negeri ini, Indonesia! Negeri ini sampai kapanpun akan saya cintai dengan jalan yang semestinya saya lakukan, bukan atas perintah dan dominasi orang lain atau mungkin “hal” lain.
KICKS POLITICIANS OUT OF INDONESIAN FOOTBALL!
Selasa, 06 November 2012
7 Tips Anti Huru-Hara di Lingkungan Stadion
1.Selalu Mematuhi Peraturan
Patuhi semua aturan yang ada, baik didalam maupun diluar stadion. Tidak mematuhi aturan dapat menyebabkan godaan yang lebih serius dan merangsang tindakan yang menyebabkan kekacauan. Tak ada pengecualian untuk hal ini, semulia apapun niatanmu, meskipun untuk membantu teman yang kehabisan tiket atau tidak bisa masuk karena perbuatan seperti ini bergerak lebih jauh yang akan mengarah kepada tindakan pelanggaran hukum seperti memberikan potongan tiket untuk mengelabui penjaga.
2. Hindari Tindakan Yang Spontan
Hindari perkembangan emosi yang lebih jauh dan tidak terkontrol. Sesuaikan emosimu dengan aturan-aturan yang sudah dibuat di lingkungan stadion. Bertindak spontan itu dapat berlanjut pada tindakan-tindakan yang memicu kekerasan seperti: kata-kata kasar, pelemparan kedalam lapangan sampai memukul orang terdekat yang tidak sepaham.
3. Berfikiran Luas
Berfikiran luas akan membawa kita kepada hukuman apa yang akan kita terima jika kita berbuat sedemikian rupa. Kita akan berfikir dua kali sebelum melakukan sesuatu.
4. Tidak Terlibat di Dalam Gerakan Tidak Jelas
Jangan pernah melibatkan dirimu didalam gerakan-gerakan yang tidak memiliki tujuan yang tidak jelas seperti: mengintimidasi pemain lawan dengan cara menyuarakan hinaan berbau SARA, melempari wasit yang memimpin laga sampai masuk kedalam lapangan saat atau setelah laga bubar. Duduk manislah dan nikmati jalannya laga dengan khusyu. Hal ini bisa disiasati dengan cara: membuat data statistik, hunting foto pemain/suporter/stadion/langit (dengan kamera apa saja) dan kenalan dengan cewek yang kebetulan sendiri atau bersama temannya (ya kalau ada.)
5. Jangan Terlalu Kritis
Apabila kamu orang yang tergolong kritis, itu bagus, hanya saja kritisisme kamu jangan sampai dibawa kedalam stadion. Misalnya, saat orang di pinggir kamu protes tentang keputusan wasit/pemain, lalu kamu melawannya dengan argumen mu sendiri tentang kejadian tersebut akan memicu kontradiksi dan terjadi benturan ide yang dapat mengakibatkan benturan nilai-nilai, ini akan memicu 'bogem' di pipi kiri/kanan mu. Intinya, jika ingin berdebat, hindari tatap muka secara langsung. huehuehue
6. Jangan Melawan Balik
Jika terjadi kerusuhan, jangan mengikuti strategi para perusuh yang selalu menghalalkan kekerasan seperti: melawan polisi, melempar bom molotov, mendobrak barikade dan masih banyak lagi. Yang paling penting adalah jangan pernah melawan balik, karena tindakan seperti itu akan merangsangmu untuk melakukan tindakan kekerasan yang lebih ekstrim! Perilaku brutal aparat kepada para perusuh adalah tindakan yang wajar. Tindakan seperti itu adalah ganjaran yang sesuai untuk mereka yang ingin merubah hasil akhir dengan cara tolol mereka sendiri.
7. Kontrol Jika Mabuk
Mabuk boleh saja. Namun tetap, peraturan yang ada harus selalu ditaati. Ya, mabuknya dikontrol lah. hehehehe
Bagi kalian yang tidak setuju dengan tips-tips ini, tolong jangan hubungi saya, karena kalian yang tidak setuju dan bertolak belakang dengan 7 tips di atas, sama persis dengan saya. hehehehe
Sejahtera Negeriku. Damai Sepakbolaku!!
Patuhi semua aturan yang ada, baik didalam maupun diluar stadion. Tidak mematuhi aturan dapat menyebabkan godaan yang lebih serius dan merangsang tindakan yang menyebabkan kekacauan. Tak ada pengecualian untuk hal ini, semulia apapun niatanmu, meskipun untuk membantu teman yang kehabisan tiket atau tidak bisa masuk karena perbuatan seperti ini bergerak lebih jauh yang akan mengarah kepada tindakan pelanggaran hukum seperti memberikan potongan tiket untuk mengelabui penjaga.
2. Hindari Tindakan Yang Spontan
Hindari perkembangan emosi yang lebih jauh dan tidak terkontrol. Sesuaikan emosimu dengan aturan-aturan yang sudah dibuat di lingkungan stadion. Bertindak spontan itu dapat berlanjut pada tindakan-tindakan yang memicu kekerasan seperti: kata-kata kasar, pelemparan kedalam lapangan sampai memukul orang terdekat yang tidak sepaham.
3. Berfikiran Luas
Berfikiran luas akan membawa kita kepada hukuman apa yang akan kita terima jika kita berbuat sedemikian rupa. Kita akan berfikir dua kali sebelum melakukan sesuatu.
4. Tidak Terlibat di Dalam Gerakan Tidak Jelas
Jangan pernah melibatkan dirimu didalam gerakan-gerakan yang tidak memiliki tujuan yang tidak jelas seperti: mengintimidasi pemain lawan dengan cara menyuarakan hinaan berbau SARA, melempari wasit yang memimpin laga sampai masuk kedalam lapangan saat atau setelah laga bubar. Duduk manislah dan nikmati jalannya laga dengan khusyu. Hal ini bisa disiasati dengan cara: membuat data statistik, hunting foto pemain/suporter/stadion/langit (dengan kamera apa saja) dan kenalan dengan cewek yang kebetulan sendiri atau bersama temannya (ya kalau ada.)
5. Jangan Terlalu Kritis
Apabila kamu orang yang tergolong kritis, itu bagus, hanya saja kritisisme kamu jangan sampai dibawa kedalam stadion. Misalnya, saat orang di pinggir kamu protes tentang keputusan wasit/pemain, lalu kamu melawannya dengan argumen mu sendiri tentang kejadian tersebut akan memicu kontradiksi dan terjadi benturan ide yang dapat mengakibatkan benturan nilai-nilai, ini akan memicu 'bogem' di pipi kiri/kanan mu. Intinya, jika ingin berdebat, hindari tatap muka secara langsung. huehuehue
6. Jangan Melawan Balik
Jika terjadi kerusuhan, jangan mengikuti strategi para perusuh yang selalu menghalalkan kekerasan seperti: melawan polisi, melempar bom molotov, mendobrak barikade dan masih banyak lagi. Yang paling penting adalah jangan pernah melawan balik, karena tindakan seperti itu akan merangsangmu untuk melakukan tindakan kekerasan yang lebih ekstrim! Perilaku brutal aparat kepada para perusuh adalah tindakan yang wajar. Tindakan seperti itu adalah ganjaran yang sesuai untuk mereka yang ingin merubah hasil akhir dengan cara tolol mereka sendiri.
7. Kontrol Jika Mabuk
Mabuk boleh saja. Namun tetap, peraturan yang ada harus selalu ditaati. Ya, mabuknya dikontrol lah. hehehehe
Bagi kalian yang tidak setuju dengan tips-tips ini, tolong jangan hubungi saya, karena kalian yang tidak setuju dan bertolak belakang dengan 7 tips di atas, sama persis dengan saya. hehehehe
Sejahtera Negeriku. Damai Sepakbolaku!!
Rabu, 31 Oktober 2012
Shampoo dan Formasi
Suatu hari, ketika saya dianugerahi setumpuk tugas dari dosen, saya sedikit kelimpungan untuk mencari teman yang mempunyai kompor di puter alias komputer untuk mengetik tugas dari orang yang menghabiskan jutaan rupiah hanya untuk memperpanjang namanya tersebut. Akhirnya, seorang teman sudi menampung saya dan meminjamkan Komputernya untuk saya raba dan remas-remas keyboardnya.
Dua hari saya menginap di kosan teman saya, tugas pamungkas pun selesai. Perasaan lega mulai menaungi jiwa, saya beranjak dari meja belajar dan mampir sebentar di kamar mandi untuk menggadaikan daki dan keringat yang sudah saya tabung selama dua hari dengan segenggam kesegaran. ratusan juta tetes air menetes secara bersamaan, saya mulai mengambil botol shampoo dari dinding yang sengaja dilubangi untuk menyimpan berbagai peralatan mandi. Namun ada satu botol yang menarik perhatian saya, botol bening berisikan dua cairan semacam 'susu dan madu', tanpa pikir panjang, saya menggunakan isi di dalam botol tersebut untuk melembutkan rambut saya yang jumlahnya jutaan. Ketika busa yang menginjak kepala saya dibilas, saya terkejut dengan apa yang terjadi pada rambut saya. Rambut saya keras, kaku dan ah, sama sekali tidak enak untuk dielus oleh pacar saya yang maha tidak ada. Begitu selesai mandi, saya menanyakan kepada teman saya, apa yang sebenarnya ada di dalam botol tersebut. Dengan enteng teman saya menjawab, "Itu sabun mandi super mahal ibu saya, kamu gak liat tulisan dibawah botol tersebut? Lagian, mau aja ketipu ama madu & susu." Hening mendominasi, terpaksa saya harus mandi ulang karena rambut saya yang jadi semu-keriting dan penasaran bagaimana jadinya jika cairan tersebut melumuri kulit saya yang berkulit eksotis ini. Setelah mandi dengan benar, rambut saya mulai agak lembut kembali dan kulit tubuh saya harum, kesat dan agak putihan karena sabun super mahal milik ibu teman saya tersebut.
Kesalahan pemakaian seperti cerita semi-porno di atas pun terjadi malam lalu ketika Milan memaksakan hasil imbang melawan Palermo di Renzo Barbera Stadium. Allegri melakukan kesalahan pemasangan formasi yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika Alle setia kepada 1 formasi saja. Milan memulai laga dengan Formasi 3-5-2 dengan memasang trio gombrang, Mexes-Bonera-Yepes untuk membendung serangan pemain Palermo. Saya yang menonton pertandingan lewat streaming kacrut dikarenakan TVRI daerah Bandung lenyap dipanggil Yang Maha Kuasa agak ngantuk sampai menemukan kesegaran ketika The Flash, Abate handball di kotak penalti Milan. JEGERR! Palermo 1-0 Milan.
Babak kedua dimulai dengan masuknya Urby Emanuelson menggantikan Mathieu Flamini dan Allegri berselingkuh dengan formasi 3-4-3. Belum terlihat hasil dari buah perselingkuhannya dengan formasi 3-4-3, Franco Brienza mulai mencoba menggoda iman saya dengan gol keduanya yang membuat Amelia mati langkah. Allegri mulai panik dengan memasukkan nama Giampaolo ': p>' Pazzini (54') dan Bojan Krkic (53') menggantikan Pato dan Yepes. Milan terlihat bermain dengan 4 pemain bertipe menyerang. Allegri semakin menggila, Milan terlihat bermain dengan formasi 4-2-4! Memang, pada akhirnya setelah pergantian formasi, Milan mampu membalas dengan 2 gol yang masing-masing di cetak Montolivo (69') dan El Shaarawy (80') namun Allegri seakan tanpa persiapan matang sebelumnya dan tidak jeli melihat apa yang sebenarnya cocok untuk Milan.
Manusia memang tidak luput dari ke-alpa-an. Namun, semua manusia itu dianugerahi kecerdasan dari Yang Maha Kuasa agar bisa memilih, mana yang baik, mana yang tidak. Yang membedakannya adalah sejauh mana manusia itu mampu secara jeli memilih dan memaksimalkan apa yang ada di sekelilingnya.
Sekian, Terimakasih dan FORZAMILAN!
Dua hari saya menginap di kosan teman saya, tugas pamungkas pun selesai. Perasaan lega mulai menaungi jiwa, saya beranjak dari meja belajar dan mampir sebentar di kamar mandi untuk menggadaikan daki dan keringat yang sudah saya tabung selama dua hari dengan segenggam kesegaran. ratusan juta tetes air menetes secara bersamaan, saya mulai mengambil botol shampoo dari dinding yang sengaja dilubangi untuk menyimpan berbagai peralatan mandi. Namun ada satu botol yang menarik perhatian saya, botol bening berisikan dua cairan semacam 'susu dan madu', tanpa pikir panjang, saya menggunakan isi di dalam botol tersebut untuk melembutkan rambut saya yang jumlahnya jutaan. Ketika busa yang menginjak kepala saya dibilas, saya terkejut dengan apa yang terjadi pada rambut saya. Rambut saya keras, kaku dan ah, sama sekali tidak enak untuk dielus oleh pacar saya yang maha tidak ada. Begitu selesai mandi, saya menanyakan kepada teman saya, apa yang sebenarnya ada di dalam botol tersebut. Dengan enteng teman saya menjawab, "Itu sabun mandi super mahal ibu saya, kamu gak liat tulisan dibawah botol tersebut? Lagian, mau aja ketipu ama madu & susu." Hening mendominasi, terpaksa saya harus mandi ulang karena rambut saya yang jadi semu-keriting dan penasaran bagaimana jadinya jika cairan tersebut melumuri kulit saya yang berkulit eksotis ini. Setelah mandi dengan benar, rambut saya mulai agak lembut kembali dan kulit tubuh saya harum, kesat dan agak putihan karena sabun super mahal milik ibu teman saya tersebut.
Kesalahan pemakaian seperti cerita semi-porno di atas pun terjadi malam lalu ketika Milan memaksakan hasil imbang melawan Palermo di Renzo Barbera Stadium. Allegri melakukan kesalahan pemasangan formasi yang sebenarnya tidak perlu terjadi jika Alle setia kepada 1 formasi saja. Milan memulai laga dengan Formasi 3-5-2 dengan memasang trio gombrang, Mexes-Bonera-Yepes untuk membendung serangan pemain Palermo. Saya yang menonton pertandingan lewat streaming kacrut dikarenakan TVRI daerah Bandung lenyap dipanggil Yang Maha Kuasa agak ngantuk sampai menemukan kesegaran ketika The Flash, Abate handball di kotak penalti Milan. JEGERR! Palermo 1-0 Milan.
Babak kedua dimulai dengan masuknya Urby Emanuelson menggantikan Mathieu Flamini dan Allegri berselingkuh dengan formasi 3-4-3. Belum terlihat hasil dari buah perselingkuhannya dengan formasi 3-4-3, Franco Brienza mulai mencoba menggoda iman saya dengan gol keduanya yang membuat Amelia mati langkah. Allegri mulai panik dengan memasukkan nama Giampaolo ': p>' Pazzini (54') dan Bojan Krkic (53') menggantikan Pato dan Yepes. Milan terlihat bermain dengan 4 pemain bertipe menyerang. Allegri semakin menggila, Milan terlihat bermain dengan formasi 4-2-4! Memang, pada akhirnya setelah pergantian formasi, Milan mampu membalas dengan 2 gol yang masing-masing di cetak Montolivo (69') dan El Shaarawy (80') namun Allegri seakan tanpa persiapan matang sebelumnya dan tidak jeli melihat apa yang sebenarnya cocok untuk Milan.
Manusia memang tidak luput dari ke-alpa-an. Namun, semua manusia itu dianugerahi kecerdasan dari Yang Maha Kuasa agar bisa memilih, mana yang baik, mana yang tidak. Yang membedakannya adalah sejauh mana manusia itu mampu secara jeli memilih dan memaksimalkan apa yang ada di sekelilingnya.
Sekian, Terimakasih dan FORZAMILAN!
Selasa, 30 Oktober 2012
Yang Sedang-Sedang Saja
Rasa menggelikan mulai muncul sesaat setelah beberapa menit pertandingan berakhir. Kalimat yang penuh dengan rasa kepalan dan tendangan ke arah muka mulai bertebaran merangsek kedalam 666 halaman Timeline saya yang perlahan menggerogoti batere KW seharga lima belas ribu hasil tawar-menawar dengan engkoh-engkoh di BEC. "TIM LU MENANG CURANG, ANJ***!". Ya semacam itulah. Entah apakah mereka tahu kecurangan apa yang terjadi didalam lapangan hijau atau mereka hanya mencari kambing hitam seakan tim mereka tak pernah gagal, salah dan kalah. Sebaliknya, kubu lawan mulai melakukan pembelaan dengan, "ITU MEMANG DIVING! DAN PANTAS MENDAPAT KARTU MERAH!" tanpa melihat lebih teliti apakah si pemain memang diving atau memang terjadi kontak antara shin-guard dan pull-sepatu.
Timeline mulai tidak kondusif ketika waktu mulai menuju ke arah yang semakin membawa mereka ke rumah pemilik akun pihak yang menang deengan cara -yang mereka sebut- curang dengan menenteng kepalan sebesar matahari. "BERANTEM ANJ***!" WOW! Fanatisme berlebihan membuat mereka kehilangan akal sehatnya. Bukannya membantu tim kesayangannya bangkit setelah menderita kekalahan, namun mereka malah menabur garam di atas luka dengan mencari pelampiasan sepadan agar nafsu birahi berkedok fanatisme mereka tersalurkan.
Entahlah, mungkin mereka hanya manusia biasa yang memang ngenes karena kalah taruhan dengan menjadikan istri mereka sebagai bahan taruhannya atau mereka adalah preman kampus yang dibully mahasiswaa baru yang baru kenal ketika masa orientasi. Yang jelas, rasa benci dan cinta itu sangat wajar hinggap di jiwa manusia. Tapi jika terlalu berlebihan, biasanya hanya akan melahirkan malapetaka. Sebaik dan semulia apapun maksudnya, kalo kata pedangdut papan atas sih, yaaaaaang sedang-sedang sajalahhhh..
Silakan temui saya di Twitter dengan followers maha sedikit ini @mrizkyfirm jika ada salah kata atau merasa tersinggung. Ya, tulisan ini untuk kamu kok...
Timeline mulai tidak kondusif ketika waktu mulai menuju ke arah yang semakin membawa mereka ke rumah pemilik akun pihak yang menang deengan cara -yang mereka sebut- curang dengan menenteng kepalan sebesar matahari. "BERANTEM ANJ***!" WOW! Fanatisme berlebihan membuat mereka kehilangan akal sehatnya. Bukannya membantu tim kesayangannya bangkit setelah menderita kekalahan, namun mereka malah menabur garam di atas luka dengan mencari pelampiasan sepadan agar nafsu birahi berkedok fanatisme mereka tersalurkan.
Entahlah, mungkin mereka hanya manusia biasa yang memang ngenes karena kalah taruhan dengan menjadikan istri mereka sebagai bahan taruhannya atau mereka adalah preman kampus yang dibully mahasiswaa baru yang baru kenal ketika masa orientasi. Yang jelas, rasa benci dan cinta itu sangat wajar hinggap di jiwa manusia. Tapi jika terlalu berlebihan, biasanya hanya akan melahirkan malapetaka. Sebaik dan semulia apapun maksudnya, kalo kata pedangdut papan atas sih, yaaaaaang sedang-sedang sajalahhhh..
Silakan temui saya di Twitter dengan followers maha sedikit ini @mrizkyfirm jika ada salah kata atau merasa tersinggung. Ya, tulisan ini untuk kamu kok...
Minggu, 28 Oktober 2012
Karena Saya Mencintai Milan
Milanisti pastilah tak habis pikir dengan tak kunjung membaiknya performa AC Milan musim ini. Setelah dipermalukan Interminal 0-1 di San Siro, dibabat -meskipun sempat memberi hapan- 3-2 oleh Lazio, selang empat hari kemudian dipaksa kalah 1-0 oleh newbie di Liga Champions, Malaga dan "kemenangan beruntung" atas Genoa malam lalu.
Adalah tidak mungkin bagi rossoneri untuk meraih gelar apapun jika penampilan mereka masih gini-gini aja, entah itu di Serie-A ataupun Liga Champions. Dalam 10 partai terakhir, Milan hanya tiga kali menggenggam tripoin -meski kurang meyakinkan-, lima kekalahan dan dua kali imbang.
Beberapa pemain mengatakan, Milan hanya kurang beruntung. Padahal sudah jelas, Atalanta yang punya kelas 10 tingkat dibawah Milan pun mampu mengungguli permainan Milan. Coba intip klasemen sementara Serie-A pekan ini, 14 tim yang biasanya kudu mendongakan kepala untuk melihat posisi AC Milan, kini hanya cukup menunduk sambil senyum-senyum kecil melihat posisi rossoneri di klasemen. Ada yang salah? Tentu. Faktor utama? Saya rasa, Allegri.
Diluar keputusan si Bos besar, Silvio Berlusconi yang terkesan terlalu terpaku dalam menyiasati cara menghindar dari jeratan hukuman Financial Fair Play dengan menerapkan kebijakan mendatangkan pemain gratis, pinjam & bergaji rendah, Allegri seharusnya bisa memaksimalkan performa dan melihat jeli posisi beberapa pemain yang tersisa di skuadnya. Beberapa Milanisti pun tahu, Urby lebih baik dipasang sebagai bek kiri ketimbang Antonini, Prince Boateng yang tidak lagi menjadi 'prince' d belakang striker Milan dan The Untouchable, Daniele Bonera yang sebenarnya lebih siap untuk duduk di bangku cadangan ketimbang Acerbi-Zapata.
Patut diketahui, seorang Carletto yang sampai ditinggal sebagian 'ruh' milan saat itu, Andriy 'il tsar' Shevchenko, lalu si Bos menyuguhkan bangkai hidup bernama Ricardo Oliveira sebagai pengganti. Hmmm..... Awal musim yang penuh dengan pesimisme. Namun apa yang terjadi? berkat kejeliannya menggunakan formasi dan strategi yang tepat serta memaksimalkan potensi pemain yang ada, Milan dibawanya mengangkat The Big Ears di akhir musim. Pola pohon cemara ala Carletto menggambarkan arti ketepatan dalam sepakbola tanpa melulu menendang dan berlari. Manchester United paling mengetahui, bagaimana kejamnya serangan balik dan kokohnya lini tengah dan belakang Milan. Gilardino mencetak gol begitu mudah di saat pemain Red Devils kelimpungan untuk menerobos lini tengah Milan. Cristiano Ronaldo yang saat itu menggila di EPL pun hanya sekedar sarapan pagi bagi seorang Gennaro Gattuso. Ketiadaan Sheva dan semakin bapuknya Oliveira justru membuka peluang bagi 'dia-yang-terlahir-offside', Filippo Inzaghi untuk membuktikan dirinya bahwa dia belum habis dengan 6 golnya yang menuntun milan menapaki tangga menuju panggung kehormatan. Dengan tidak terlalu memaksakan sosok sentral semacam Kaka, Pirlo dan Nesta serta memaksimalkan yang tersisa dari Ronaldo, Maldini dan Pippo pun merupakan kejeniusan tersendiri Don Carlo yang sama sekali tidak dimiliki Mr. Allegri.
Tidak ada gunanya kita berbicara tentang masa lalu di saat tim kita tercinta sedang membusuk di posisi ke-15 klasemen sementara. Tanpa perlu berbicara tentang kesalahan-kesalahan Allegri -yang tentunya tidak sedikit-, kita tahu, bahwa Milan wajib melakukan reformasi. Tetap percaya kepada keputusan Silvio Berlusconi yang tetap mempertahankan Allegri pun rasanya sudah terlalu berat bagi saya, terlebih disini saya menulis sebagai Pecinta Milan, bukan Anti Allegri.
FORZAMILAN!!!
Adalah tidak mungkin bagi rossoneri untuk meraih gelar apapun jika penampilan mereka masih gini-gini aja, entah itu di Serie-A ataupun Liga Champions. Dalam 10 partai terakhir, Milan hanya tiga kali menggenggam tripoin -meski kurang meyakinkan-, lima kekalahan dan dua kali imbang.
Beberapa pemain mengatakan, Milan hanya kurang beruntung. Padahal sudah jelas, Atalanta yang punya kelas 10 tingkat dibawah Milan pun mampu mengungguli permainan Milan. Coba intip klasemen sementara Serie-A pekan ini, 14 tim yang biasanya kudu mendongakan kepala untuk melihat posisi AC Milan, kini hanya cukup menunduk sambil senyum-senyum kecil melihat posisi rossoneri di klasemen. Ada yang salah? Tentu. Faktor utama? Saya rasa, Allegri.
Diluar keputusan si Bos besar, Silvio Berlusconi yang terkesan terlalu terpaku dalam menyiasati cara menghindar dari jeratan hukuman Financial Fair Play dengan menerapkan kebijakan mendatangkan pemain gratis, pinjam & bergaji rendah, Allegri seharusnya bisa memaksimalkan performa dan melihat jeli posisi beberapa pemain yang tersisa di skuadnya. Beberapa Milanisti pun tahu, Urby lebih baik dipasang sebagai bek kiri ketimbang Antonini, Prince Boateng yang tidak lagi menjadi 'prince' d belakang striker Milan dan The Untouchable, Daniele Bonera yang sebenarnya lebih siap untuk duduk di bangku cadangan ketimbang Acerbi-Zapata.
Patut diketahui, seorang Carletto yang sampai ditinggal sebagian 'ruh' milan saat itu, Andriy 'il tsar' Shevchenko, lalu si Bos menyuguhkan bangkai hidup bernama Ricardo Oliveira sebagai pengganti. Hmmm..... Awal musim yang penuh dengan pesimisme. Namun apa yang terjadi? berkat kejeliannya menggunakan formasi dan strategi yang tepat serta memaksimalkan potensi pemain yang ada, Milan dibawanya mengangkat The Big Ears di akhir musim. Pola pohon cemara ala Carletto menggambarkan arti ketepatan dalam sepakbola tanpa melulu menendang dan berlari. Manchester United paling mengetahui, bagaimana kejamnya serangan balik dan kokohnya lini tengah dan belakang Milan. Gilardino mencetak gol begitu mudah di saat pemain Red Devils kelimpungan untuk menerobos lini tengah Milan. Cristiano Ronaldo yang saat itu menggila di EPL pun hanya sekedar sarapan pagi bagi seorang Gennaro Gattuso. Ketiadaan Sheva dan semakin bapuknya Oliveira justru membuka peluang bagi 'dia-yang-terlahir-offside', Filippo Inzaghi untuk membuktikan dirinya bahwa dia belum habis dengan 6 golnya yang menuntun milan menapaki tangga menuju panggung kehormatan. Dengan tidak terlalu memaksakan sosok sentral semacam Kaka, Pirlo dan Nesta serta memaksimalkan yang tersisa dari Ronaldo, Maldini dan Pippo pun merupakan kejeniusan tersendiri Don Carlo yang sama sekali tidak dimiliki Mr. Allegri.
Tidak ada gunanya kita berbicara tentang masa lalu di saat tim kita tercinta sedang membusuk di posisi ke-15 klasemen sementara. Tanpa perlu berbicara tentang kesalahan-kesalahan Allegri -yang tentunya tidak sedikit-, kita tahu, bahwa Milan wajib melakukan reformasi. Tetap percaya kepada keputusan Silvio Berlusconi yang tetap mempertahankan Allegri pun rasanya sudah terlalu berat bagi saya, terlebih disini saya menulis sebagai Pecinta Milan, bukan Anti Allegri.
FORZAMILAN!!!
Semua Karena Twitter.
Bermula dari AC Milan yang semakin hari semakin membusuk sehingga memancing Tweet yang menabur garam di atas luka berlandaskan kata-kata kutipan 'kriuk' ala (at)my_supergombrang. Di perparah lagi dengan mentionan merangsang kecemburuan ala (at)kamu, (at)dia dan (at)mereka seakan tak sabar untuk menuai badai........AAARRGGHHH.....Saya cinta social-media ini, yang seakan memberi pelumas bagi piston di otak saya untuk terus menyampaikan pesan kepada bagian otak lain yang berisi, "Balas dengan kata-kata! Balas dengan kata-kata!"
Saat kalimat per kalimat melintas di alam imajinasi saya, tak ragu semua saya tumpahkan di Twitter. Tanpa berpikir apa yang followers saya yang maha sedikit akan berkata apa setelah membaca Twitt saya yang maha absurd. Semakin jauh, sedikit dari rasa 'sayang sekali jika hanya di Twitter' saya naik ke permukaan, tanpa pikir panjang, Blog jadi satu-satunya jalan terbaik bagi saya menuangkan harum kasturi berupa kalimat maha absurd ini.
Sebenarnya, Saya sendiripun bingung, apa yang hendak saya tulis ini. Tulisan ini lebih menjurus kepada persoalan-persoalan pribadi. Sengaja saya tumpahkan di Blog gombrang ini karena saya rasa terlalu rendahan bagi saya jika semua ini di di Twitter yang hanya sebatas 140huruf. Setidaknya, setelah semua tumpah di atas tulisan maha tidak jelas ini, saya merasa sedikit lebih nyaman lah minimal. Hehehe.. Ngomong aja mau curhat, mbrangs...
Enjoy mbrangs, Insya Allah Blog ini tidak akan nganggur. :)
Saat kalimat per kalimat melintas di alam imajinasi saya, tak ragu semua saya tumpahkan di Twitter. Tanpa berpikir apa yang followers saya yang maha sedikit akan berkata apa setelah membaca Twitt saya yang maha absurd. Semakin jauh, sedikit dari rasa 'sayang sekali jika hanya di Twitter' saya naik ke permukaan, tanpa pikir panjang, Blog jadi satu-satunya jalan terbaik bagi saya menuangkan harum kasturi berupa kalimat maha absurd ini.
Sebenarnya, Saya sendiripun bingung, apa yang hendak saya tulis ini. Tulisan ini lebih menjurus kepada persoalan-persoalan pribadi. Sengaja saya tumpahkan di Blog gombrang ini karena saya rasa terlalu rendahan bagi saya jika semua ini di di Twitter yang hanya sebatas 140huruf. Setidaknya, setelah semua tumpah di atas tulisan maha tidak jelas ini, saya merasa sedikit lebih nyaman lah minimal. Hehehe.. Ngomong aja mau curhat, mbrangs...
Enjoy mbrangs, Insya Allah Blog ini tidak akan nganggur. :)
Langganan:
Postingan (Atom)